Seekor kancil yang terdesak oleh belasan anjing pemburu,
dalam suatu perburuan, bertemu seorang penebang pohon di hutan. Ia mendekati
orang itu untuk minta perlindungan.
Si penebang pohon menunjuk rumah
gubuknya dan berkata. “Kau boleh sembunyi di dalam sana.”
Kancil menuruti nasehatnya, lalu
menyelinap masuk gubuk dan bersembunyi di sebuah sudut gelap.
Tak lama kemudian rombongan
pemburu tiba di tempat penebang pohon. Mereka bertanya apa dia melihat kancil
yang mereka buru?.
“Tidak,” kata penebang pohon, tapi salah satu jarinya menunjuk kearah gubuk rumahnya. Maksudnya menunjukkan arah sembunyi si kancil, tapi para pemburu tidak mengerti sinyal yang diberikan penebang pohon. Mereka hanya memahami kata yang diucapkannya, Jadi mereka bergegas meneruskan perjalanan memburu kancil. Kancil setelah tahu para pemburu dan anjing-anjingnya pergi, dan keadaan sudah aman, segera keluar dari persembunyiannya dan meninggalkan gubuk si penebang pohon. Melihat kancil pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun, penebang pohon menegurnya. “Kancil, kau pergi tanpa pamit dan tanpa mengucapkan terimakasih padaku! Padahal aku telah menyelamatkanmu!” “Hai, penebang pohon!” kata kancil sambil memalingkan muka, “Andai perbuatanmu sebaik kata-katamu, aku pasti akan bersyukur dan berterimakasih kepadamu!” |

Komentar
Posting Komentar